Loading

3

2

1

Welcome To My blog

http://coretanliandy.blogspot.com Open

Permasalahan Dalam Belajar.

Senin, 09 Desember 2013
Posted by Liandy "L" Tobing
         Didalam dunia pendidikan saat ini, masih saja banyak permasalahan yang sering terjadi, termasuk dalam kegiatan belajar siswa itu sendiri yang sering kita perhatikan didalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa aspek yang saya simpulkan yang mengakibatkan permasalahan belajar pad siswa. Berikut peta konsepnya.


Resume Taksonomi Bloom Dkk.

Posted by Liandy "L" Tobing
Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merupakan taksonomi yang terkenal dan berdampak pada dunia pendidikan. Taksonom ini pertama kali dipikirkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dan tujuan pendidikan dalam hal ini dibagi menjadi 3 domain, dan setiap domainnya memiliki pembagian yang lebih terperinci lagi.
Berikut adalah 3 domain tersebut, yakni :
1.       Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yaitu berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek intelektual seperti, pengetahuan, pengertian, dan ketrampilan berpikir.
2.       Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek sikap, perasaan dan emosi.
3.       Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motoric seperti tulisan tangan, mengetik, Dll.
Blom membagi tiap-tiap domain menjadi berbagai tingkatan. Dalam domain kognitif, Bloom membagi menjadi 6 tingkatan dan domain ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berupa pengetahuan (kategori 1), dan bagian kedua berupa kemampuan dan ketrampilan intelektual (kategori 2).
A.      Domain Kognitif
1.       Pengetahuan
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, gagasan, dan fakta-fakta.
2.       Pemahaman
Kemampuan yang berisi tentang menerjemahkan, menginterpretasikan, dan menyimpulkan sesuatu.
3.       Aplikasi
Pada tingkat ke-3 ini, suatu individu memiliki kemampuan untuk merepkan gagasan, metode, rumus, teori.
4.       Analisi
Di tingkat analisi ini, suatu individu akan mampu menganalisis suatu informasi yang masuk dan mengklasifikasikannya kedalam beberapa bagian-bagian yang lebih kecil lagi.
5.       Sintesis
Satu tingkat di atas analisis, individ yang berada pada tingkat ini akan mampu menjelaskan suatu pola yang tak terlihat sebelumnya dan dapat memberikan solusi yang dibutuhkan.
6.       Evaluasi
Pada tingkat akhir ini, suatu individu dapat menilai pada suatu solusi, gagasan, dan metodologi.

Pada pembagian tingkatan di domain afektif ini, Bloom bekerja sama dengan David Krathwohl dan Masia, dan pada domain ini, ada 5 tingkatan.
B.      Domain Afektif
1.       Penerimaan
Adanya kesedian untuk mengenali fenomena di suatu lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankan, dan mngerahkannya.
2.       Tanggapan
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Seperti pertujuan, kesedian.
3.       Penghargaan
Serangkaian nilai-nilai tertentu yang di ekspresikan ke dalam tingkah laku.
4.       Pengorganisasian
Memadukan nilai-nilai atau unsur-unsur yang berbeda, menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu sistem yang konsisten.
5.       Karakterisasi
Memiliki suatu pengendalian terhadap dirinya yang menjadikanya suatu karakteristik gaya hidup.

Perincian yang dibuat dalam domain psikomotor ini tidak dibuat oleh Bloom, tetapi oleh ahli lain yang berdasarkan pada domain Bloom itu sendiri.
C.      Domain Psikomotor
1.       Persepsi
Penggunaan alat indera dalam membantu penerapan dan menjadikannya pegangan.
2.       Kesiapan
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
3.       Respon Terpimpin
Merupakan tahap awal yang mempelajari keterampilan yang kompleks, dan didalamnya termasuk imitasi, dan gerakan coba-coba.
4.       Mekanisme
Pembiasan terhadap gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan.
5.       Respon Tampak yang Kompleks.
Gerakan motoris yang didalamnya terdapat beberapa pola-pola gerakan yang kompleks.
6.       Penyesuaian.
Ketrampilan yang sudah berkembang dan dapat disesuaikan dalam berbagai situasi
7.       Penciptaan
Adanya pembentukan gerakan atau pola baru yang disesuaikan dengan situasi.
















Resume Teori Belajar Humanistik

Kamis, 28 November 2013
Posted by Liandy "L" Tobing
A. Konsep Dasar Teori Humanistik
Baiklah, pada resume kali ini saya akan sedikit membahas tentang Teori Belajar Humanistik. Teori ini memandang bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat memanusiakan manusia, maksudnya belajar meurpakan proses yang dapat membuat suatu individu menjadi manusia yang dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia yang di cita-citakan atau ideal. Maka dampak dari hal tersebut adalah adanya keinginan dari individu tersebut untuk mengaktualisasikan diri didalam kehidupan yang sebenarnya. Dalam teori ini, peserta didik merupakan subjek. Peserta didik dianggap berhasil dalam belajar jika peserta didik tersebut memahami lingkungannya dan juga dirinya sendiri dan juga menekankan pada kognitif.
B. Karakteristik Teori Humanistik

  1. Memandang manusia sebagai pribadi yang artinya manusia tersebut akan di arahkan untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan apa yang ingin dia ketahui tentang dirinya. 
  2. Kebulatan pribadi merupakan hal yang penting, artinya individu tersebut akan mementingkan apa yang menjadi tujuan utama individu tersebut.
  3. Ranah kognitif dan afektif merupakan peranan yang penting, artinya individu tersebut mendahulukan pengetahuan yang dimilikinya serta mengedepankan sikapnya dalam kegiatan belajar.
  4. Aktualisasi diri dan self-concept diutamakan. Individu tersebut akan terus berusaha untuk menunjukkan potensi yang ada pada dirinya.
  5. Bentuk tingkah laku peserta didik merupakan hasil yang terbentuk dari belajar itu sendiri. 
 C. Prinsip-prinsip Teori Humanistik

*   Manusia mempunyai kemampuan alami untuk belajar yang berarti manusia dilahirkan dan          diberi anugerah sebuah kemampuan yang akan dikembangkannya.
*   Belajar akan sangat berarti jika apa yang dipelajari individu tersebut ada kaitannya dengan        kehidupan nyata.
*   Belajar merupakan tanggung jawab individu tersebut, termasuk dengan cara belajarnya.
*   Dalam kegiatan belajar suatu individu, keaaman akan sangat berpengaruh  karena semakin        kecil ancaman dari luar maka proses belajar pun semakin baik.
*   Meaningful learning atau belajar yang bermakna akan diperoleh siswa jika individu                tersebut sudah melakukan proses pembelajaran itu sendiri.
D. Implementasi Teori Humanistik
Dalam teori ini, guru dipandang bukan sebagai pemberi ilmu, melainkan sebagai fasilitator. Peran guru tersebut antara lain sebagai berikut. 
  1. Memberi perhatian dan motivasi.
  2. Membantu dan memperjelas tujuan - tujuan perorangan dan perkelompok yang bersifat umum.
  3. Memahami karakteristik siswa.
  4. Menyediakan sumber belajar.
  5. Dapat menyesuaikan dirinya bersama siswa.
  6. Mendorong siswa untuk peka, berpikir kritis, dan juga memaknai proses pembelajarann secara mandiri.
E. Tokoh - Tokoh Teori Humanistik.
  • Abraham Maslow
    Maslow berasumsi bahwa didalam individu tersebut ada 2 hal yaitu :
  1. Adanya suatu usaha yang positif untuk berkembang.
  2. Mempunyai kekuatan yang menolak perkembangan yang tidak sesuai dengan individu itu tersebut.

  • Carl Sam Rogers.
    Carl mengemukakan bahwa kebutuhan individu ada 4 yaitu :
  1. Pemeliharaan diri.
  2. Peningkatan diri.
  3. Penghargaan positif.
  4. Penghargaan diri yang positif.

  • Arthur Combs
    Arthur berpendapat bahwa belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak dapat memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak ada hubungannya dengan kehidupan siswa.
F. Kekurangan dan Kelebihan

       A. Kelebihan
  • Bersifat pembentukan hati nurani, sikap, dan kepribadian.
  • Siswa merasa senang dan berinisiatif dalam belajar.
  • Guru menerima siswa apa adanya.
  • Siswa mempunyai banyak pengalaman yang berarti.
  • Terjadinya perubahan pola pikir.
  • Siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
        B. Kekurangan
  • Bersifat individual
  • Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dari dirinya sendiri.
  • Tidak bisa didapatkan hasil yang puas jika diterapkan dalam jangka waktu yang cepat.
  • Siswa yang tidak aktif dan malas akan sangat tertinggal dalam proses pembelajaran.
  • Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat kurang sekali.
  • Keberhasilan proses belajar akan banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri.  
  
 

 
 

Resume Teori Belajar Konstruktivisme

Kamis, 21 November 2013
Posted by Liandy "L" Tobing
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
A. Pengertian Teori Konstruktivisme
         Konstruktivisme adalah kata yang berasal dari bahasa inggris "to construct" yang artinya membangun atau menyusum. Menurut salah satu ahli yaitu Von Glasersfeld, bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri atau pengetahuan merupakan hasil dari pemikiran kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari teori belajar konstruktivisme diantaranya sebagai berikut.

  • Menumbuhkan motivasi siswa bahwa belajar merupakan tanggung jawabnya sendiri.
  • Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
  • Mengembangkan kemampuan siswa menjadi pemikir yang mandiri.
C. Ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme.

  • Memberi peluang kepada murid dan membina pengetahuan baru.
  • Menyokong pembelajaran secara koperatif.
  • Membuat murid agar lebih aktif bertanya sehingga terjadinya kegiatan interaksi
  • Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasilnya.
  • Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.
D. Prinsip-prinsip Konstruktivisme

  • Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
  • Pengetahuan tidak dapat ditransfer/dipindahkan dari guru ke murid
  • Guru hanya sebagai "fasilitator" dan "mediator"
  • Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
  • Mencari dan menilai pendapat siswa.
E. Teori  belajar Konstruktivisme menurut para ahli.

  1. Menurut Jean Piaget
    Piaget menegaskan bahwa sautu pengetahuan dapat dibangun dari realitas yang ada dilapangan atau di kehidupan sehari-hari.
           A. Skemata
           B. Asimilasi
           C. Akomodasi
           D. Equilibrasi
  2. Menurut Vygotsky
    Siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial, dan oleh Vygotsky sendiri disebut "Konstruktivisme Social". Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky antara lain sebagai berikut.
           A. Zone of Proximal Development
           B. Scaffolding
Hakikat anak menurut teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget adalah, "pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan". Hakikat pembelajaran menurut teori konstruktivisme yaitu, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada murid, melainkan siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya sendiri.

F. Kelebihan dan kekurangan.
  • Kelebihan
    1. Siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah.
    2. Siswa akan lebih paham dalam suatu persoalan karena siswa terlibat langsung didalamnya.
    3. Konsep yang sudah diterima siswa akan lebih tahan lama di ingat karena siswa tersebut terlibat
        langsung didalam persoalan tersebut.
    4. Siswa lebih mahir dalam hal interaksi sosial karena sering terjadinya interaksi antara guru dan murid
  • Kekurangan.
    Kekurangan yang dimiliki dalam teori belajar konstruktivisme terletak pada guru. Seorang guru terlihat kurang begitu mendukung dalam kegiatan belajar mengajar.

Resume Teori Kognitif Gestalt

Rabu, 13 November 2013
Posted by Liandy "L" Tobing
Konsep Dasar
A. Definisi Teori Gestalt
    Arti Gestalt ternyata ada banyak macamnya, yaitu form, shape dalam bahasa inggris atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi. Berlaku untuk semua aspek pembelajaran manusia, meskipun berlaku paling langsung terhadap persepsi dan pemecahan masalah.

B. Sejarah Munculnya Teori Gestalt
  Teori ini dibangun oleh tiga orang, Max Wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang Kohler.Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
  1. Max Wertheimer (1880 - 1943)
    Max melakukan penelitian tentang pengamatan dan pemecahan masalah atau yang biasa di sebut dengan Problem Solving.
  2. Kurt Koffka (1886 - 1941)
    Kurt menguraikan secara terperinci tentang hukum - hukum pengamatan.
  3. Wolfgang Kohler (1887 - 1959)
    Wolfgang melakukan penelitian menggunakan simpanse sebagai objek percobaan tentang Insight 
C. Hukum Dalam Teori Gestalt
     Teori belajar Gestalt melakukan penelitian tentang pengamatan dan problem solving. Dari pengamatan inilah didapatkan hasil pemikiran bahwa penggunaan metode menghafal disekolah dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis ternyata tidak baik. Hukum - hukum Gestalt dalam pengamatan adalah sebagai berikut.
  • Hukum Pragnanz
  • Hukum Kesamaan
  • Hukum Kecenderungan
  • Hukum Ketertutupan
  • HukumKontinuitas
Dalam prsikologi Gestalt, suatu konsep yang terpenting adalah Insight. Insight merupakan pengamatan/pemahaman mendadak terhadap hubungan - hubungan antar bagian didalam suatu situasi permasalahan. Insight itu sendiri sering dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti "oh" atau "benarkah?"
Karakteristik

  1. Mempunyai hukum keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan.
  2. Proses pembelajaran secara terus - menerus dapat memperkuat jejak ingatan peserta didik.
  3. Adanya pemahaman belajar Insight.

    Insight
    bisa timbul tergantung pada beberapa hal berikut ini.
  • Kesanggupan
  • Pengalaman
  • Taraf kompleksitas dari suatu situasi
  • Latihan
  • Trial and Error
Teori Gestalt terus dikembangkan hingga akhirnya di implementasikan dalam pembelajaran, contohnya :
  1. Pengalaman tilikan (Insight)
  2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning)
  3. Perilaku bertujuan (Purposive behavior)
  4. Prinsip ruang hidup (Life space)
  5. Transfer dalam belajar
Walaupun demikian, teori ini tetap memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya sebagai yaitu, siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah atau Problem solving". Dan juga dapat meningkatkan motivasi dalam belajar. Sedangkan kekurangannya yaitu, keberhasilan dalam sebuah pembelajaran  tidak dapat diukur hanya dengan satu siswa saja, melainkan semua siswa pun perlu diperhatikan. Konsekuensinya terhadap lingkungan adalah fasilitas - fasilitas dalam lingkungan pun harus diperhatikan.dan juga mendukung.

Resume Teori Belajar Behaviorisme

Kamis, 07 November 2013
Posted by Liandy "L" Tobing

A. KONSEP DASAR


Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.  Dalam konsep Behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat di ubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar.
Teori behaviorisme sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat di amati. Teori-teori dalam rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-moleku. Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu :
1.      Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian terkecil
2.      Bersifat mekanistik
3.      Menekankan peranan lingkungan
4.      Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
5.      Menekankan pentingnya latihan
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).



B. KARAKTERISTIK TEORI BEHAVIORISME
a.       Mengutamakan unsur-unsur/ bagian-bagian kecil
b.      Bersifat mekanistis
c.       Menekankan peranan lingkungan
d.      Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
e.       Mementingkan pentingnya latihan
f.       Pemecahan masalah dengan trial and error
Teori Koneksionisme mendasari behaviorisme (Thorndike)
1.      Tingkah laku manusia pada dasarnya adalah hubungan antara perangsang dan jawaban
2.      Belajar adalah pembentukan stimulus respon sebanyak-banyaknya.
3.      Pembentukan stimulus respons melalui latihan
4.      Herbartisme (psikologi daya)
C. TOKOH-TOKOH BEHAVIORISME BESERTA PEMIKIRANNYA 


1. Edward Lee Thorndike/ Teori Koneksionisme 
Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s Word Book (1921),Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order (1940).
Menurut Thorndike dasar dari belajar adalah Trial and error atau secara aslinya di sebut sebagai learning by selecting and connecting. Thorndike mengajukan pengertian tersebut dari eksperimennya dengan Puzzle box. Atas dasar pengamatannya terhadap bermacam-macam percobaan, thorndike sampai pada kesimpulan bahwa hewan itu menunjukan adanya penyesuaian diri sedemikian rupa sebelum hewan itu dapat melepaskan diri dari puzzle box. Selanjutnya di kemukakan bahwa perilaku dari semua hewan coba itu sama, yaitu apabila hewan coba, dalam hal ini kucing yang di gunakan dan di hadapkan pada masalah, ia dalam keadaan discomfort dan dalam memecahkan masalahnya menggunakan trial dan error. Dalam eksperimennya Thorndike mengajukan adanya tiga macam hukum yang sering di sebut dengan hukum primer dalam belajar :a)      Hukum Kesiapan (law of readiness)Apabila suatu ikatan siap untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasan, sebaliknya apabila tidak siap maka akan menimbulkan ketidak puasan/ketidaksenangan terganggu. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi(connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. b)      Hukum Latihan (law of exercise)Artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering di pakai dan akan semakin berkurang apabila tidak di gunakan. Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan.c)      Hukum akibat (law of effect)Hukum akibat  yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah  jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi. 
2. Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur
3. Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
4.  Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
 Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
 5.  Teori Belajar Menurut Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
D. PRINSIP-PRINSIP TEORI BEHAVIORISME
  •  Reinforcement and punishment : Menambahkan /mengurangi rangsangan
  • Primary and Secondary : Kebutuhan pokok, rangsangan dari asumsi seseorang
  •  Schedules of reinforcement : Rangsangan secara terjadwal
  • Contingency management : Berhubungan dengan kesehatan mental
  •  Stimulus control in operant learning : Mengendalikan rangsangan untuk menghasilkan perilaku yang  diharapkan
  • The elimination of responses : Penghapusan perilaku yang tidak diinginkan.

E. IMPLEMENTASI TEORI BEHAVIORISME
 Guru sangat penting dalam teori belajar behaviorisme ini, karena guru memberikan banyak stimulus agar siswa tersebut dapat merespon, maka terjadilah suatu proses pembelajaran. Dalam hal ini juga, kurikulum dirancang dengan menyusun pengetahuan yang ingin menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Bagian-bagian ini disusun secara hierarkis, dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Dan pembelajaran berpusat pada guru.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
  • Kelebihan
    Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
  • Kekurangan
    Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
    Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuma sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan
    siswa (teori skinner) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.




10 CARA MENGATASI CEMBURU

Rabu, 06 November 2013
Posted by Liandy "L" Tobing

Cemburu, semua orang pasti pernah mengalami perasaan yang kerap dikarenakan rasa cinta dan keinginan memiliki. Mungkin kalian pernah merasa cemburu ketika pasangan memiliki hubungan sosial yang hangat, sementara kalian ingin memiliki pasangan sepenuhnya.
Jangan biarkan kecemburuan menguasai dan merusak hubungan kalian. Berikut beberapa tips mengatasi rasa cemburu dalam hubungan romantis, seperti dikutip dari viva.co.id

1. Tentukan alasan mengapa kalian cemburu.
Apakah didasarkan pada masa lalu? Apakah pasangan berbohong? Setelah kalian memiliki alasan, kalian bisa mencari solusi.

2. Identifikasi apakah kalian merasa tak aman.
Apakah kecemburuan ini berdasarkan hubungan yang kalian jalani sebelumnya? Apakah pasangan benar-benar melakukan hal yang salah? Atau kalian hanya memiliki percaya diri yang rendah?

3. Beritahu pasangan kalian tentang kecemburuan kalian.
Caranya katakan dengan sebuah pernyataan, “Saya merasa…”. Mengungkap perasaan takkan memicu pertengkaran, sebaliknya membuka komunikasi tanpa saling menuduh. Kalian bisa mengatakan hal sederhana seperti, “Saya merasa cemburu saat kamu menghabiskan waktu terlalu sering dengan teman-temanmu.”

4.Bila cemburu terkait dengan masa lalu, ingat kalian hidup di masa kini.
Selalu ingatkan diri bahwa kalian atau pasangan tak lagi hidup dalam hubungan sebelumnya. Sebagai pasangan baru, kalian harus memberi kesempatan pada masing-masing pihak.

5. Biarkan diri kalian merasakan cemburu
Jangan mengingkari bahwa kalian sedang merasa cemburu, atau berusaha mengakhiri rasa cemburu. Menghadapi rasa cemburu dengan kepala dingin membuat kalian lebih mudah mengatasinya.

6. Ingatkan diri bahwa kalian layak dicintai dan cintailah diri sendiri.
Fokus pada hal-hal terbaik yang bisa kalian lakukan. Ini akan menarik mitra yang tepat dan kalian bisa sepenuhnya berkomitmen dalam hubungan.

7. Tulis rasa cemburu
Tidak masalah meskipun kalian menganggapnya sebuah tindakan konyol. Menulis, terutama sesuatu yang negatif membantu mengatur pikiran kalian.

8. Yakinkan diri kalian soal rasa cemburu
Sebelum menanyakan pada pasangan, tanyakan pada diri sendiri: Apakah orang atau hal ini layak untuk menghabiskan energi? Apakah orang atau situasi ini berdampak padaku? Mengapa saya merasa terancam?

9. Saat cemburu menguasai, ubah kebiasaan.
Ketimbang bergelut dengan rasa cemburu, lakukan sesuatu seperti berjalan-jalan, pekerjaan atau aktivitas lain yang bisa mengubah pola pikir. Dengan begitu, kalian dapat melihat sesuatu lebih obyektif.

10. Jika tak dapat mengatasi cemburu, saatnya temui terapis
Terapis dapat membantu kalian menyelesaikan perasaan kalian. Mencari bantuan pihak ketiga yang objektif selalu menjadi keputusan yang baik. Dengan begitu kalian memiliki cara positif dalam menghadapi masalah.