Liandy "L" Tobing On Jumat, 04 Oktober 2013

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal . kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula . dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif.

Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga sebagainya.

b. Faktor psikologis
Faktor - faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis Kecerdasan merupakan faktor psikologis kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.

Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ oleh Till (1971), distribusi sebagai berikut:
TINGKAT KECERDASAN (IQ)
  • 140 keatas - Genius
  • 110 - 130 - Superior
  • 90 - 110 - Di atas rata-rata
  • 70 - 90 - lambat
  • 50 - 70 - moron
  • 0 - 50 - idiot
Dari tabel tersebut, dapat diketahui ada 6 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
  1. Kelompok kecerdasan gejius IQ 140 ke atas, mereka mampu belajar jauh lebih cepat dari golongan lainnya.
  2. Kelompok kecerdasan superior IQ 110 - 130, mereka yang cepat mengerti.
  3. Kelompok kecerdasan di atas rata-rata dengan IQ 90 - 110 , kelompok ini digolongkan di atas rata-rata.
  4. Kelompok kecerdasan anak lambat IQ 70 – 90, golongan ini di bawah rata-rata.
  5. Kelompok kecerdasan moron dengan IQ antara 50 - 70, golongan ini memiliki keterbatasan atau kelemahan mental
  6. Kelompok kecerdasan idiot yang IQnya antara 0 - 50, dari IQ 0, 20 atau 25 tergolong tidak dapat dididik atau dilatih mereka hanya mampu belajar tidak lebih dari dua tahun, sedangkan IQ 25 - 50 bisa dididik untuk mengurus kegiatan rutin yang sederhana atau untuk mengurus kebutuhan jasmaninya.
2. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan non sosial.

a. Lingkungan social
Lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan social keluarga. Lingkungan Lingkungan social keluarga. Lingkungan Lingkungan social keluarga. Lingkungan pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
b. Lingkungan non social.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.



SUMBER : bimbelpim.com



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments